
Recent Post
12th November 2024
Written by Angelina Desandra
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, pemerintah Indonesia semakin mendorong berbagai sektor industri untuk mengurangi emisi karbon. Hal ini dilakukan melalui penerapan regulasi dan inisiatif yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca. Salah satu solusi yang mulai populer adalah carbon credit, yang tidak hanya membantu industri mengurangi dampak lingkungannya tetapi juga memberikan peluang untuk mendapatkan pendapatan tambahan.
Carbon credit adalah bentuk insentif dalam upaya pengurangan emisi. Perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu, seperti regulasi program pengurangan emisi, dapat menghasilkan atau membeli kredit karbon sebagai kompensasi atas emisi yang mereka hasilkan. Salah satu cara memperoleh carbon credit adalah dengan memproduksi biochar, sebuah material yang kaya akan karbon yang dihasilkan dari pengolahan biomassa melalui proses pirolisis.
Artikel ini akan membahas apa itu carbon credit, perbedaannya dengan perdagangan karbon, potensi produksi biochar sebagai solusi pengurangan emisi, dan bagaimana sektor industri di Indonesia dapat memanfaatkannya.
Apa itu Carbon Credit?
Carbon credit adalah sertifikat yang mewakili pengurangan emisi sebesar satu ton karbon dioksida (1000 kg) atau gas rumah kaca lainnya. Perusahaan yang berhasil mengurangi emisi mereka dapat menjual kredit karbon ini kepada perusahaan lain yang tidak dapat melakukan pengurangan emisi, tetapi ingin menunjukkan kredibilitas lingkungan mereka.
Carbon Trading
Perdagangan karbon adalah sistem di mana perusahaan dapat membeli dan menjual kredit karbon tersebut di pasar terbuka. Perdagangan ini membantu mengalihkan tanggung jawab pengurangan emisi kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk melakukannya dengan lebih efisien. Dengan sistem ini, perusahaan yang tidak mampu mengurangi emisi secara langsung bisa memenuhi kewajiban mereka dengan membeli kredit dari pihak lain yang telah berhasil mengurangi emisi lebih banyak.
Perbedaan antara carbon credit dan perdagangan karbon terletak pada fungsinya: carbon credit adalah unit yang mewakili pengurangan emisi, sedangkan perdagangan karbon adalah mekanisme yang memungkinkan kredit tersebut diperjualbelikan. Keduanya saling berhubungan erat dalam upaya global untuk menekan emisi gas rumah kaca.

Biochar sebagai Salah Satu Cara Mendapatkan Carbon Credit
Salah satu cara untuk mendapatkan carbon credit di Indonesia adalah melalui produksi biochar. Biochar dihasilkan melalui proses pirolisis, di mana biomassa dipanaskan dalam kondisi tanpa oksigen untuk menghasilkan material karbon yang sangat stabil. Karbon yang terkandung dalam material organik terkunci dalam struktur biochar yang dihasilkan. Oleh karena itu, teknologi yang digunakan bersifat karbon negatif. Selain itu, karena kandungan karbonnya yang tinggi, biochar mencegah karbon dilepaskan ke atmosfer dengan menstabilkannya dalam bentuk padat, menjadikannya alat yang efektif untuk penyerapan karbon (carbon sequestration) jangka panjang dan mengurangi emisi karbon.
Potensi Biomassa di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara penghasil biomassa terbesar di dunia. Limbah dari sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan dapat diolah menjadi biochar melalui penggunaan pirolisis. Teknologi ini tidak hanya mengurangi limbah dan emisi gas rumah kaca, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi industri yang beralih ke solusi energi terbarukan.
Industri kelapa sawit, misalnya, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi pirolisis dalam mengolah limbah biomassa menjadi biochar. Berdasarkan data Asosiasi Biogas Indonesia (ABgI), di Indonesia ada 895 unit pabrik kelapa sawit yang beroperasi. Apabila semua kapasitasnya adalah 60 tph Tandan Buah Segar (TBS), dan menghasilkan 90.000 ton limbah padat dan 241.200 ton limbah cair dalam setahun, maka di Indonesia ada 80,5 juta ton/tahun limbah padat yang dihasilkan. Limbah padat dari industri kelapa sawit adalah seperti cangkang sawit, tandan kosong, dan serat buah.
Dengan sumber daya biomassa yang melimpah, biochar dapat menjadi solusi efektif dan menguntungkan untuk pengurangan emisi di sektor ini. Sehingga, pirolisis dapat menjadi langkah penting dalam perdagangan karbon, memungkinkan industri di Indonesia untuk berkontribusi lebih besar dalam skema carbon credit global.
Peraturan di Indonesia

Peraturan di Indonesia untuk Mendorong Pengurangan Emisi dan Energi Terbarukan
Seiring dengan peningkatan suhu global, pemerintah telah memperketat regulasi terkait pengurangan emisi dan meningkatkan komitmen untuk penggunaan energi terbarukan. Mengingat Indonesia telah menjadi bagian dari Paris Agreement, peraturan baru pada tahun 2023 dan 2024 semakin mempertegas langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai target iklim nasional. Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia menargetkan kontribusi pengembangan energi terbarukan terhadap kebutuhan energi beban dasar mencapai 23%.

Beberapa regulasi penting yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca dan transisi energi di Indonesia antara lain:
- Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2022: Mengatur tentang percepatan pengembangan energi terbarukan, terutama pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan.
- Peraturan Pemerintah (PP) No. 79 Tahun 2014: Mengarahkan kebijakan energi nasional yang menargetkan pengurangan emisi karbon secara signifikan dan meningkatkan peran energi terbarukan.
- Undang-Undang (UU) No. 30 Tahun 2007: Mengatur tentang energi, termasuk pengembangan energi terbarukan sebagai salah satu prioritas untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
- Peraturan Menteri ESDM No. 50 Tahun 2017: Memberikan insentif bagi perusahaan yang menggunakan energi terbarukan, termasuk tarif khusus untuk proyek energi terbarukan.

Regulasi Terkait Carbon Credit di Indonesia
Selain mendorong penggunaan energi terbarukan, Indonesia juga memperkuat regulasi mengenai perdagangan karbon melalui berbagai kebijakan, termasuk:
- Perpres No. 98 Tahun 2021: Mengatur tentang pelaksanaan nilai ekonomi karbon untuk mencapai target pengendalian emisi gas rumah kaca.
- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 14 Tahun 2023: Memfasilitasi pembiayaan hijau dan perdagangan karbon, termasuk panduan bagi entitas yang ingin terlibat dalam skema perdagangan karbon.
- Permen LHK No. 21 Tahun 2022: Mengatur tentang mekanisme pelaksanaan dan registrasi kegiatan yang berhubungan dengan kredit karbon.
Cara Mendapatkan Carbon Credit di Indonesia
Bagi perusahaan yang ingin mendapatkan manfaat dari skema carbon credit di Indonesia, ada beberapa langkah yang harus diikuti. Organics, sebagai EPC yang handal dalam proyek energi terbarukan dan pirolisis, siap membantu perusahaan dalam menjalankan proyek-proyek dekarbonisasi untuk mendapatkan kredit karbon. Berikut adalah Langkah-langkah yang harus diikuti:
1. Pengembangan Proyek
Fase ini mencakup beberapa kegiatan, seperti memilih metodologi validasi, melakukan perhitungan dan pemilihan, memperkirakan pengurangan emisi proyek, dan membuat rencana dan dokumentasi proyek.
2. Validasi
Proses validasi diselesaikan sebelum pendaftaran. Beberapa badan pendaftaran sukarela mengizinkan proyek skala kecil untuk divalidasi bersamaan dengan verifikasi setelah pendaftaran.
3. Pendaftaran
Proyek harus didaftarkan di bawah mekanisme badan pendaftaran sukarela PBB.
4. Pemantauan & Verifikasi
Pemantauan dilakukan sesuai dengan rencana proyek dan diverifikasi oleh verifikator independen.
5. Penerbitan Kredit Karbon
Kredit karbon dikeluarkan untuk proyek yang telah diverifikasi.
Dengan regulasi yang mendukung dan potensi besar di sektor energi terbarukan, Indonesia siap menjadi pemain utama dalam upaya global untuk mengurangi emisi dan memanfaatkan potensi energi terbarukan.
Mengapa Memilih Organics untuk Mendukung Carbon Credit?
Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam energi terbarukan, Organics telah menjadi pemimpin dalam mendukung pengurangan emisi karbon melalui teknologi mutakhir, seperti biomethane capture dan pirolisis. Pengalaman kami yang luas di berbagai negara di dunia membuktikan bahwa Organik memiliki memiliki catatan prestasi yang luar biasa.
Salah satu teknologi inovasi terkini kami adalah Pyroclast, teknologi paten dirancang khusus untuk memproses biomassa menjadi biochar. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk mengubah apa yang biasanya dianggap sebagai beban menjadi sumber daya yang bernilai. Selain itu, biochar yang dihasilkan melalui pirolisis memiliki berbagai manfaat lingkungan, termasuk meningkatkan kesehatan tanah dan mencegah pelepasan karbon dioksida ke atmosfer.
Keunggulan Organics dalam Proyek Energi Terbarukan
- Pengalaman Global: Organics memiliki rekam jejak yang kuat dalam proyek energi terbarukan di Asia maupun Eropa, membuktikan diri sebagai mitra terpercaya dalam teknologi yang mendukung keberlanjutan.
- Teknologi Terdepan: Pyroclast dirancang untuk efisiensi tinggi dan penghematan biaya, memastikan hasil yang maksimal dan sistem pasca-commissioning yang andal, dirancang untuk meningkatkan profitabilitas operasi.
- Biaya Efektif: Kami menyediakan solusi teknis inovatif yang hemat biaya.
Penutup dan Kesimpulan
Biochar merupakan solusi efektif untuk mengatasi peningkatan emisi karbon di Indonesia, dan sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi gas rumah kaca. Carbon credit menjadi insentif penting bagi perusahaan untuk mengurangi emisi, dan biochar yang dihasilkan dari pirolisis biomassa dapat meningkatkan kualitas tanah serta menyimpan karbon dioksida, yang akhirnya dapat mengurangi emisi.
Organics, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dan teknologi pirolisis yang terpercaya, siap untuk menjadi mitra Anda dalam proyek-proyek carbon credit. Kami berkomitmen untuk memberikan solusi berkualitas tinggi dan biaya efektif.
Hubungi kami hari ini untuk menjelajahi teknologi pirolisis penghasil biochar dan potensi energi terbarukan lainnya!
Hubungi kami
Untuk informasi lebih lanjut tentang sistem biogas dan manfaatnya bagi organisasi Anda, hubungi tim konsultasi energi berkelanjutan kami hari ini. Sambut inovasi hijau dan transformasikan strategi pengelolaan limbah Anda dengan solusi biogas terbaru.
Sumber :
- BPDP. (n.d.). Biomassa sawit: Sumber energi terbarukan. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. https://www.bpdp.or.id/biomassa-sawit-sumber-energi-terbarukan
-
Winrock. (2015). Konversi POME menjadi biogas, pengembangan proyek di Indonesia (USA).
-
ABGI. (n.d.). Potensi biomassa di Riau. Asosiasi Bioenergi Indonesia. https://www.abgi.or.id/data-information/?tab=potensi&provinsi=riau#infografis