

6th January 2025
Indonesia, sebagai produsen utama minyak kelapa sawit di dunia, menghadapi tantangan signifikan yang berasal dari limbah yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit. Setiap tahunnya, sejumlah besar residu pertanian seperti janjang kosong atau Empty Fruit Bunch (EFB), cangkang, serat, dan pelepah sawit diproduksi. Residu ini secara tradisional dibuang melalui pembakaran, yang berdampak pada polusi udara yang parah, atau dibiarkan membusuk, sehingga melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca seperti metana dan karbon dioksida. Untuk mengatasi metode pembuangan ini, pendekatan inovatif dan berkelanjutan melibatkan konversi residu tersebut menjadi biochar melalui proses pyrolysis. Proses ini tidak hanya secara efektif mengelola limbah pertanian, tetapi juga membuka peluang untuk menghasilkan carbon dioxide removal credits, sehingga memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
This blog is derived from : SAWIT INDONESIA VOL.XIII EDISI 158 – 15 December 2024 / 15 January 2025. Written by Organics. Any reproduction or distribution of content without permission is prohibited.
Download the original article from SAWIT Indonesia :
Post Terbaru
Memahami Biochar dan Pirolisis
Biochar adalah material yang kaya karbon, dihasilkan melalui proses pyrolysis material organik, termasuk limbah biomassa dari produksi kelapa sawit, dalam kondisi suhu panas tinggi dan minim oksigen. Contoh tipikal dari pyrolyser ditunjukkan pada Gambar 1. Proses ini menghasilkan beberapa produk:
- Biochar: Material padat yang kaya karbon, berfungsi meningkatkan kesuburan tanah dan menyimpan karbon dalam jangka waktu panjang, sehingga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
- Cairan Pirolitik: Dapat diolah lebih lanjut menjadi biofuel atau berbagai bahan kimia, memberikan manfaat tambahan untuk industri.
- Syngas (Synthesis Gas): Campuran hidrogen, karbon monoksida, metana, dan dalam beberapa kasus mengandung sedikit karbon dioksida, yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik atau sebagai bahan baku industri.
Transformasi residu kelapa sawit menjadi biochar tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga mengurangi emisi karbon, menyediakan solusi berkelanjutan terhadap degradasi lingkungan.

Gambar 1 Alat pirolisis Organics Pyroclast®
Limbah Sektor Kelapa Sawit di Indonesia


Gambar 2 Limbah sektor kelapa sawit terbukti menghasilkan biochar dalam uji coba laboratorium
Industri kelapa sawit Indonesia menghasilkan lebih dari 70 juta ton limbah biomassa setiap tahunnya. Limbah ini mencakup:
- Janjang kosong/ EFB: Berukuran besar dan sulit dikelola karena kandungan airnya yang tinggi.
- Palm Kernel Shells: Cangkang ini memiliki nilai kalor yang tinggi dan bersifat padat, sehingga cocok untuk produksi energi.
- Pelepah Sawit: Biasanya dibiarkan membusuk di lahan, yang berkontribusi pada emisi metana.
- Serat: Dihasilkan selama proses penggilingan minyak dan seringkali kurang dimanfaatkan.
Secara tradisional, sebagian dari material ini dibakar atau dibiarkan membusuk. Namun, melalui proses pirolisis, residu-residu ini dapat dikonversi menjadi biochar, mengubah limbah dari metode pembuangan yang merusak lingkungan menjadi kontributor pada upaya carbon sequestration (penyimpanan karbon).
Peran Biochar dalam Carbon Dioxide Removal (CDR)
Biochar berfungsi sebagai media efektif untuk penyimpanan karbon jangka panjang. Proses konversi limbah organik menjadi biochar mengikat karbon yang seharusnya dilepaskan kembali ke atmosfer, sehingga secara efektif menghilangkannya dari siklus karbon selama berabad-abad. Bentuk penyimpanan karbon yang stabil ini sangat penting dalam upaya melawan perubahan iklim, menjadikan biochar sebagai sarana yang penting untuk CDR.
Menghasilkan Kredit CDR
Untuk menghasilkan kredit CDR, produsen biochar harus mematuhi standar tertentu, seperti yang ditetapkan oleh PuroEarth atau Carbon Standards International (CSI), yang memastikan bahwa aktivitas penghilangan karbon bersifat nyata, berdampak, dan permanen. Berdasarkan standar ini, proses produksi biochar dan penggunaannya dalam sektor pertanian harus diukur, dipantau, dan diverifikasi secara akurat.
Proses menghasilkan kredit CDR dari biochar melibatkan beberapa langkah penting:
- Perencanaan Bisnis: Menyusun model bisnis yang komprehensif yang mencakup kapasitas produksi, pemodelan keuangan, CAPEX, OPEX, manajemen risiko, dan analisis pasar untuk biochar.
- Asesmen dan pemantauan: Melakukan penilaian mendetail terhadap potensi kandungan karbon dari biomassa dan kemampuan pengikatan karbon yang diharapkan dari biochar yang diproduksi.
- Pemasangan fasilitas produksi biochar: Mendapatkan pendanaan melalui berbagai cara seperti investasi neraca, ekuitas swasta, hibah, atau penjualan kredit CDR secara pre-sale. Membangun dan mengoperasikan fasilitas tersebut.
- Pengukuran dan verifikasi Carbon sequestration: Mengukur dan memverifikasi karbon yang terikat dalam biochar melalui verifikator pihak ketiga untuk memastikan akurasi dan permanensi penangkapan karbon.
- Penerbitan kredit: Setelah verifikasi berhasil, kredit CDR diterbitkan, yang kemudian dapat dijual di pasar karbon atau digunakan untuk mengimbangi emisi dari sumber lain.
- Pemantauan berkelanjutan: Pemantauan berkelanjutan sangat penting untuk menjaga integritas kredit CDR, yang melibatkan audit dan pelaporan rutin.
Manfaat Produksi Biochar bagi Produsen Kelapa Sawit dan Perekonomian di Indonesia
Produksi biochar dari limbah kelapa sawit memberikan beberapa manfaat:
- Dampak lingkungan: Secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mencegah pembakaran dan pembusukan biomassa.
- Peluang ekonomi: Produksi biochar membuka peluang pendapatan baru melalui penjualan kredit CDR, memberikan insentif finansial dalam menerapkan praktik berkelanjutan.
- Keuntungan bagi pertanian: Biochar meningkatkan kesuburan tanah, retensi air, dan siklus nutrisi, mengurangi kebutuhan akan pupuk sintetis dan meningkatkan hasil pertanian.
- Solusi pengelolaan limbah: Memberikan opsi yang berkelanjutan dalam menangani jumlah limbah yang sangat besar yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit.
Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun ada banyak keuntungan, beberapa tantangan dapat menghambat adopsi produksi biochar secara keseluruhan:
- Investasi awal: Biaya setup untuk pabrik pyrolysis dan infrastruktur yang diperlukan cukup besar.
- Dinamika pasar: Pasar kredit CDR yang sedang berkembang masih sangat berubah-ubah, dengan harga yang fluktuatif dan permintaan yang belum stabil.
- Dukungan regulasi: Kerangka regulasi yang mendukung sangat penting untuk mendorong investasi dalam produksi biochar dan memastikan stabilitas pasar kredit CDR.
Kesimpulan
Produksi biochar dari limbah kelapa sawit di Indonesia tidak hanya menawarkan solusi yang layak untuk mengelola limbah pertanian, tetapi juga membantu mencapai tujuan lingkungan yang berkelanjutan secara nasional maupun global. Dengan memanfaatkan potensi pyrolysis untuk mengubah limbah menjadi sumber daya, Indonesia dapat mengurangi jejak karbon, meningkatkan kesehatan tanah, dan menciptakan peluang ekonomi di sektor kelapa sawit. Keberhasilan inisiatif ini, bagaimanapun, akan bergantung pada investasi berkelanjutan dalam teknologi, pengembangan kebijakan yang mendukung, dan stabilisasi pasar biochar, yang semuanya penting untuk mewujudkan potensi penuh biochar sebagai sarana pembangunan berkelanjutan.
Hubungi kami
Untuk informasi lebih lanjut tentang sistem biogas dan manfaatnya bagi organisasi Anda, hubungi tim konsultasi energi berkelanjutan kami hari ini. Sambut inovasi hijau dan transformasikan strategi pengelolaan limbah Anda dengan solusi biogas terbaru.