6th September 2025

Bio Digester adalah teknologi ramah lingkungan yang mengubah limbah organik menjadi energi biogas dan pupuk organik berkualitas. Solusi ini membantu mengurangi pencemaran, menyediakan energi terbarukan, sekaligus memberi nilai tambah dari sisa limbah yang biasanya terbuang.

Di Indonesia, kebutuhan akan pengelolaan limbah berkelanjutan semakin mendesak, baik di sektor pertanian, peternakan, maupun industri pariwisata. Organics Bali menyediakan solusi bio digester skala industri yang andal, efisien, dan berkelanjutan, membantu perusahaan mengelola limbah sekaligus menghasilkan energi terbarukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau.

;

Post Terbaru

Perusahaan Biogas di Indonesia – PT Organics Bali

Post TerbaruPerusahaan biogas di Indonesia menjadi sangat krusial dalam proses pengolahan limbah organik & menyediakan energi terbarukan sebagai alternatif energi bersih untuk lingkungan. Peran perusahaan Biogas juga sebagai pilar untuk mencapai tujuan global...

Bio digester adalah sebuah alat yang dirancang untuk mengolah limbah organik seperti sisa makanan, kotoran ternak, atau limbah pertanian menjadi energi terbarukan berupa biogas serta menghasilkan pupuk organik. Proses ini terjadi melalui fermentasi anaerob, yaitu penguraian oleh bakteri tanpa oksigen.

Fungsi utama bio digester bukan hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi juga memberi manfaat ganda: menyediakan energi bersih yang bisa digunakan untuk memasak atau listrik, serta menghasilkan pupuk cair maupun padat yang bermanfaat bagi pertanian. Dengan cara ini, limbah yang tadinya jadi masalah berubah menjadi sumber daya yang bernilai.

Organics Pyrolysis - PyroclastTM

Jenis Bio Digester yang Tersedia

1. Anaerobic Digester – Closed Lagoon Biogas Reactor (CLBR)

Merupakan teknologi paling populer di sektor pertanian dan agroindustri di Indonesia. Sistem ini relatif lebih murah dan cocok untuk pengolahan limbah cair organik dalam skala besar seperti POME (Palm Oil Mill Effluent). CLBR banyak dipilih karena konstruksi sederhana, biaya investasi lebih rendah, dan mudah dioperasikan.

2. Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Sistem digester dengan pengadukan kontinyu yang cocok untuk industri dengan lahan terbatas, karena membutuhkan area yang lebih kecil dibanding CLBR. Walaupun investasi lebih tinggi dan kontrol operasional lebih kompleks, CSTR memberikan efisiensi tinggi dalam produksi biogas serta stabilitas proses.

3. Dry Cell Anaerobic Digester (DCAD)

Teknologi terbaru yang dirancang untuk mengolah municipal solid waste (MSW) atau limbah organik dengan kadar padatan tinggi (>35%). Tidak membutuhkan pencampuran air, sehingga lebih hemat energi dan fleksibel untuk berbagai jenis feedstock (sampah organik perkotaan, limbah kebun, sisa pertanian, hingga litter ternak). Selain menghasilkan biogas, digestate yang dihasilkan dapat dimanfaatkan menjadi kompos, pupuk cair, RDF, atau biochar

Cara Kerja Bio Digester

Proses kerja bio digester sebenarnya cukup sederhana, namun memberi hasil yang besar. Secara garis besar, langkah-langkahnya seperti ini:

  1. Input Limbah Organik
    Limbah yang bisa dimasukkan meliputi kotoran ternak, sisa makanan, limbah dapur, dan sisa pertanian. Semua bahan ini dialirkan ke dalam tangki bio digester.

     

  2. Proses Fermentasi Anaerob
    Di dalam tangki, bakteri pengurai bekerja tanpa adanya oksigen. Proses ini menghasilkan gas metana (CH₄) dan karbon dioksida (CO₂) yang kemudian terkumpul di ruang atas digester.

     

  3. Produksi Biogas
    Gas metana yang terbentuk dialirkan melalui pipa khusus dan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif, misalnya untuk memasak atau bahkan pembangkit listrik skala kecil.

     

  4. Hasil Samping (Digestate)
    Selain biogas, proses ini juga menghasilkan pupuk organik cair dan padat. Pupuk ini bisa langsung dimanfaatkan untuk lahan pertanian atau dijual sebagai produk tambahan.

     

  5. Pemanfaatan Energi & Pupuk
    Biogas yang dihasilkan mengurangi ketergantungan pada LPG atau listrik konvensional, sementara pupuk organik meningkatkan kesuburan tanah tanpa efek samping bahan kimia.

     

Dengan alur sederhana ini, bio digester mampu mengubah limbah yang biasanya jadi masalah menjadi solusi energi dan pertanian yang berkelanjutan.

Contoh Penerapan dan Manfaat Ekonomi

SegmenContoh PenerapanManfaat Ekonomi
Agroindustri SawitPemanfaatan POME (Palm Oil Mill Effluent) dengan CLBR untuk menghasilkan biogas.Hemat biaya energi pabrik, efisiensi pengelolaan limbah cair, peluang tambahan dari penjualan listrik atau BioCNG, serta potensi carbon credit.
Industri Pangan & MinumanInstalasi CSTR untuk mengolah limbah cair organik dengan efisiensi tinggi.Mengurangi biaya pengolahan limbah, pasokan energi stabil untuk operasional, serta penghematan biaya energi jangka panjang.
Pengelolaan Sampah PerkotaanPenggunaan DCAD (Dry Cell Anaerobic Digester) untuk municipal solid waste (MSW) dan limbah organik padat.Mengurangi beban TPA, produksi biogas untuk energi lokal (listrik/BioCNG), pendapatan baru dari kompos, pupuk, RDF, atau biochar.
Rumah Potong Hewan & Peternakan Skala BesarDigester industri untuk mengolah kotoran ternak dan limbah pemotongan.Menurunkan biaya energi, mengurangi bau dan pencemaran, menghasilkan pupuk organik bernilai jual.

Peran Organics Bali

KONSULTASI

Memberikan konsultasi untuk menentukan kapasitas dan jenis bio digester yang sesuai.

INSTALASI

Menyediakan layanan instalasi sesuai kondisi lapangan.

KOMISIONING

Melatih pengguna dalam perawatan harian dan pemanfaatan hasil.

KONSULTASI

Memberikan konsultasi untuk menentukan kapasitas dan jenis bio digester yang sesuai.

INSTALASI

Menyediakan layanan instalasi sesuai kondisi lapangan.

KOMISIONING

Melatih pengguna dalam perawatan harian dan pemanfaatan hasil.

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Bio Digester

1. Berapa lama daya tahan bio digester?

Dengan desain rekayasa yang tepat dan perawatan rutin, bio digester skala industri bisa bertahan hingga 15–20 tahun. Kualitas material tangki serta sistem kontrol berpengaruh besar terhadap umur pemakaian.

2. Berapa kapasitas biogas yang bisa dihasilkan?

Kapasitas tergantung pada teknologi yang digunakan, volume, dan jenis limbah organik yang diolah.

  • CLBR (Closed Lagoon Biogas Reactor): cocok untuk POME dengan kapasitas sangat besar di sektor kelapa sawit.

  • CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor): lebih efisien, cocok untuk industri dengan lahan terbatas.

  • DCAD (Dry Cell Anaerobic Digester): efektif untuk limbah padat seperti municipal solid waste (MSW).

Idealnya, limbah POME (Palm Oil Mill Effluent) memiliki nilai COD dan BOD yang tinggi, sehingga menghasilkan banyak gas metana dibandingkan limbah cair lainnya.

3. Apa saja bahan baku yang bisa dimasukkan?
  • Limbah cair industri pangan dan minuman

  • POME (Palm Oil Mill Effluent)

  • Kotoran ternak skala besar

  • Sampah organik perkotaan (food waste, green waste, agricultural residue)

Bahan kimia berbahaya, plastik, logam, atau benda keras tidak boleh dimasukkan karena dapat merusak sistem.

4. Apakah hasil sampingnya aman digunakan?

Ya. Digestate dari bio digester bisa diolah menjadi pupuk organik cair maupun padat, kompos, RDF, atau biochar. Produk samping ini bernilai ekonomis sekaligus ramah lingkungan karena mengandung nutrisi alami dan aman untuk pertanian.

Ingin Mengolah Energi Terbarukan Dari Bio Digester?

Hubungi Organics Bali untuk konsultasi gratis, cek katalog produk, dan temukan bio digester yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Translate »